Ke Lahan Kembang Kol

Desa Ampeldento | Kabupaten Malang

Survei lahan pada kesempatan kali ini dilakukan pada tanggal 21 Maret 2018 di Desa Ampeldento Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang. Pada bulan 3 di tahun 2018 ini, selain komoditi Padi, Bawang Merah dan Jagung, hampir sebagian besar lahan pertanian ditanami dengan komoditi Kembang Kol (Brassica oleracea) atau juga biasa disebut dengan istilah Bungkul. Kembang Kol merupakan tanaman yang tergolong pada tanaman semusim (Annual) dan hanya dapat dilakukan 1 kali panen dengan pada umumnya 60 HST - 70 HST (Cahyono, 2001). Pada lahan Kembang Kol yang kami amati merupakan lahan bekas komoditi cabai yang akhirnya berganti menjadi tanaman kembang Kol.

Lahan Kembang Kol
Pada lahan yang diamati terlihat bahwa komditi Kembang Kol, ditanam pada sebuah bedengan yang memiliki jarak antar bedengan sekitar 40 cm. Jarak tanam pada komoditi Kembang Kol yaitu 45 cm x 45 cm. Lahan Kembang Kol yang diamati berumur sekitar 40 HST yang mana, hampir seluruh komoditi ini disetiap lahan yang kami temukan memiliki umur yang sama.
Lahan Kembang Kol Tumpangsari
Selain lahan Kembang Kol diatas, terdapat lahan Kembang Kol yang ditanam secara tumpang sari dengan tanaman Selada. Pada lahan yang ini, tanaman Selada diselipkan pada antar tanaman Kembang Kol yang memiliki jarak tanam 35 cm x 45 cm dan jarak antar bedeng 35 cm. Seragamnya umur tanaman tersebut menunjukkan bahwa kegiatan bertani disana kemungkinan diatur oleh Gapoktan daerah setempat. Untuk kegiatan irigasi para petani menggunakan air sungai untuk membantu proses budidaya.

Sumber Irigasi
Pada lahan budidaya Kembang Kol terlihat bahwa petani mengesampingkan masalah tanaman liar. Tanaman liar pada lahan yang kami amati berada pada populasi yang cukup tinggi sehingga kemungkinan besar akan menjadi gulma dan menggangu proses budidaya. Selain itu petani juga mengeluhkan masalah serangan OPT yang mana menurut petani merupakan serangan jamur. Petani menganggap bahwa serangan OPT ini dikarenakan musim yang terjadi dibeberapa kurun waktu belakangan ini. Petani juga beranggapan bahwa pengaplikasian fungisida mengakibatkan serangan OPT akan semakin menjadi. Berikut beberapa dokumentasi yang dapat kami temukan dilahan Kembang Kol Desa Ampeldento:

Gejala Menyimpang Daun (A)
Serangan Hama (B)
Serangan Bakteri (C)
Pada beberapa gejala diatas, diduga sebagai serangan OPT yang kami temukan pada dokumentasi. Gambar A menunjukkan bahwa terdapat gejala menyimpang dari pertumbuhan tanaman Kembang Kol, gejala tersebut dapat terjadi dikarenakan efek kelebihan unsur hara seperti N (Air hujan atau aplikasi pupuk), dan mengakibatkan daun menjadi sukulen (dinding sel menipis) sehingga jamur tertentu dapat menyerang dengan mudah jaringan daun tanaman Kembang Kol. Sedangkan pada gambar B terlihat bahwa terdapat serangan OPT dari Hama tertentu. Terdapat beberapa hama yang menjadi masalah pada budidaya tanaman Kembang Kol. Hama tersebut diantaranya Ulat Jengkal (Plutella xylostella L.) , ulat grayak (Spodoptera sp.), kutu daun (Aphis brassicae) dan beberapa belalang (Tjahjadi, 1996). Pada gambar C menunjukkan bahwa terdapat serangan pada daun bawah Kembang Kol yang merupakan gejala khas dari bakteri. Terdapat beberapa bakteri yang memiliki gejala khas seperti diatas, yakni Busuk Lunak (Erwinia carotovora) penyakit ini sering muncul ketika curah hujan yang tinggi sehingga menyebabkan iklim mikro disekitar tanaman menjadi lembab. Menurut Agrios (1997), tanaman terserang akan mempunyai luka basah kecil yang akan membesar baik luas dan kedalamnya dan menjadi lunak berair dan berwarna coklat.

Berdasarkan pernyataan petani setempat, hasil panen tanaman Kembang Kol akan dijual ke berbagai daerah seperti Surabaya, Tulungagung dan daerah sekitarnya. Proses kegiatan distribusi produksi Kembang Kol dilakukan oleh petani sendiri menggunakan kendaraan pribadi.

Daftar Pustaka

Agrios, G. N. 1997. Plant Pathology. Academic Press. London.

Cahyono, B. 2001. Kubis Bunga dan Broccoli. Kanisius. Yogyakarta.

Tjahjadi, Nur. 1996. Hama dan Penyakit Tanaman. Kanisius. Yogyakarta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lahan Agroforestri di Malang

Kampung Belimbing di Kediri