Lahan Agroforestri di Malang

Desa Tawang Argo | Kabupaten Malang

UB Forest merupakan hutan yang dimiliki oleh Universitas Brawijaya yang berada diwilayah lereng Gunung Arjuno di Dusun Sumbersari Desa Tawang Argo Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang yang baru saja diresmikan pada tanggal 19 September 2016. Hutan Pinus yang kami kunjungi pada 25 Maret 2018 memiliki luas sekitar 554 ha, berisi berbagai macam tanaman yang budidayakan oleh masyarakat setempat. Tanaman Pinus (Pinus densiflora) merupakan komoditi utama yang terdapat di lahan UB Forest, selain pinus terdapat tanaman Kopi Arabika dan Robusta. Saat ini masyarakat Desa Tawang Argo telah memiliki beberapa produk yang cukup terkenal dari hasil produksi tanaman Kopi, yakni Kopi Karlos dan Kopi Gunung Mujur (Halo Malang, 2017). 

Tanaman Pinus
Tanaman Kopi di sela-sela Tanaman Pinus
UB Forest merupakan kawasan agroforestri karena didalamnya terdapat berbagai macam tanaman, khususnya tanaman tahunan dan musiman. Berbagai macam tanaman tersebut membentuk kombinasi yang saling menguntungkan dikarenakan tingginya keanekaragaman. Keanekaragaman yang tinggi menyebabkan lingkungan akan menjadi lebih kompleks sehingga antara satu komponen dengan komponen lainnya saling mendukung (World Agroforestri Center, 2004). Misalnya tingginya keanekaragaman tanaman, akan berbanding lurus dengan tingginya keanekaragaman mahluk hidup lain yang mana seperti musuh alami bagi OPT. Selain itu adanya tanaman musiman dapat meminimalisir terjadinya erosi pada tanah yang membawa bahan organik atau senyawa penting lainnya yang berguna bagi tanaman tahunan. Menurut kami, pemilihan tanaman kopi dalam kegiatan budidaya dilahan hutan pinus merupakan langkah yang tepat. Kopi adalah salah satu tanaman yang membutuhkan naungan agar dapat tumbuh dan berporduksi secara maksimal, dengan adanya tanaman pinus sebagai naungan dapat mendukung pertumbuhan tanaman kopi.

Tanaman Kopi
Tanaman Cabai di sela-sela Tanaman Kopi
Komoditi Kopi yang terdapat pada UB Forest ditanam dengan jarak tanam 2 m x 3 m. Tanaman Kopi ditanam pada bidang terasiring yang bertujuan untuk mengurangi resiko erosi pada tanah. Pada sela-sela Tanaman Kopi tersebut terdapat tanaman Cabai yang ditanam dengan jarak 40 cm. Kombinasi 2 tanaman inilah yang menyebabkan UB Forest tergolong sebagai kawasan Agroforestri. Beranekaragamnya tanaman pada suatu lahan akan memberikan dampak baik bagi lingkungan dan ekonomi, asalkan dengan perawatan yang tepat. Pemilihan dan pergiliran tanaman semusim juga perlu diperhitungkan dalam budidaya di kawasan Agroforestri. Perlu diperhatikan contoh tanaman yang sesuai jika disandingkan dengan tanaman tahunannya, sesuai dalam hal penyerapan cahaya, nutrisi dan tanaman yang mampu mendukung proses pertumbuhan. Seperti tanaman yang mampu meningkatkan biodiversitas (Refugia) atau tanaman penyuplai unsur hara (Legume). Pada lahan yang kami amati khususnya Tanaman Kopi, tidak terdapat serangan OPT yang tinggi. Namun pada lahan terdapat beberapa dokumentasi yang kami peroleh, yakni sebagai berikut:

Serangan Jamur (A)
Serangan Hama Leaf Miner (B)
Gejala Menyimpang Daun (C)
Pada beberapa dokumentasi diatas, terdapat beberapa gejala yang menunjukkan serangan OPT. Gambar A menunjukkan bahwa terdapat serangan OPT, diduga sebagai gejala serangan Bercak Daun Kopi (Cercospora cooffeicola). Penyakit Bercak Daun Kopi ditandai dengan adanya bercak  yang berbentuk bulat dan memiliki warna coklat kemerahan atau coklat tua, dan memiliki batas tebal dan sedikit mengendap (Semangun, 1990). Pada Gambar B terlihat terdapat jaringan daun yang dimakan oleh organisme didalam daun. Gejala ini merupakan tanda terdapatnya Hama yang memakan jaringan daun yang biasanya berasal dari Leaf Miner. Salah satu Leaf Miner pada daun Kopi adalah Leucoptera coffela, hama ini akan meletakan telurnya pada daun kopi, kemudian telur tersebut akan menetaskan larva yang nantinya akan masuk ke dalam jaringan daun dan merusak daun tanaman (Filho, 2006). Sedangkan pada gambar C, terlihat daun kopi mengalami penyimpangan yang tidak biasa, beberapa titik mengalami nekrosis. Hal seperti ini biasanya disebabkan oleh penyemprotan Herbisida yang tidak tepat, dari dosis maupun cara pengaplikasian sehingga bagian tanaman yang terkena terlebih daun tanaman, akan menjadi tidak normal.
  
Daftar Pustaka

Filho, O.G. 2006. Coffee Leaf Miner Resistance. Brazil Journal Plant Physiologi. 18(1): 109-117.

Halo Malang. 2017. Lebih Dekat dengan UB Forest dan Kearifan Lokal Warga Lereng Arjuno. https://halomalang.com/read/2017/01/lebih-dekat-dengan-ub-forest-dan-kearifan-lokal-warga-lereng-arjuno. Diakses pada tanggal 25 Maret 2018.

Semangun, H. 1990. Penyakit Tanaman Kebun di Indonesia. Gajah Mada University Press. Jogyakrta.

World Agroforestri Center. 2004. Sistem Agroforestri. http://www.worldagroforestry.org/sea/Publications/files/leaflet/LE0022-04.pdf. Diakses pada tanggal 25 Maret 2018.

Komentar

  1. Mantap, langsung terupdate 👍

    BalasHapus
  2. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Pedro yang telah memberi saya pinjaman sebesar 800.000 Euro untuk mengembangkan bisnis agro saya setelah beberapa bank menolak permohonan pinjaman saya, tetapi Bapak Pedro memberi saya pinjaman dengan bunga tahunan 2% dengan pembayaran pinjaman yang fleksibel. Saya akan merekomendasikan Bapak Pedro kepada siapa pun yang mencari pinjaman.
    Hubungi Bapak Pedro melalui email: pedroloanss@gmail.com & whatsapp +393510140339

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ke Lahan Kembang Kol

Kampung Belimbing di Kediri